Selaras Program Yuk Sekulah, Bupati Belitung Timur Berikan Perhatian dan Bantuan 

    Selaras Program Yuk Sekulah, Bupati Belitung Timur Berikan Perhatian dan Bantuan 

    BELITUNG TIMUR - Cindi (12 tahun) anak autis viral dimedsos saat menyanyikan lagu ala Farel Prayoga disebuah kegiatan pemerintah di taman kota Manggar, ternyata masih punya keinginan tinggi untuk bersekolah formal, hal ini disambut baik oleh Bupati Belitung Timur Burhanudin dan Dinas Pendidikan mendorongnya untuk masuk sekolah formal reguler biasa. Selasa, (25/10/2021).

    Selaras dengan program Bupati 'Yuk Sekulah', Bupati Belitung Timur Drs Burhanudin menyambangi Cindy di SDN 15 Manggar memberikan bantuan berupa seragam sekolah lengkap, didampingi Kepala dinas pendidikan kabupaten Belitung Timur Drs Sarjano, Kabid Pendidikan SD Alvian, Kadis Kominfo Bayu Priyambodo, ketua KNPI Beltim Nazirwan dan terkait lainnya berkunjung ke Sekolah SDN 15 Manggar dimana tempat Cindy bersekolah.

    Drs Sarjano Kepala Dinas Pendidikan Belitung Timur didampingi Kabid Pendidikan SD, mengatakan bahwa dengan keberadaan Cindy ini masih terbilang anak yang masih bisa sekolah umum biasa.

    " Dia (Cindy - red) masih sangat bisa baca tulis namun belum lancar dan masih bisa dibilang normal dan bukan autis grahita dan masih bisa di sekolah umum " Ujar Sarjano.

    Dikatakan Sarjano didampingi Alvian mengatakan bahwa Cindi disaat ditemukan dan mengatakan dirinya sangat ingin bersekolah namun bukan di sekolah PLB.

    " Dia itu (Cindy - red) yang mengatakan ingin sekolah dan dia sendiri mengatakan langsung ingin sekolah di sekolah umum biasa dan dia sendiri yang ingin duduk di klas 1 (satu) SD, ketika kita coba untuk baca tulis dia sangat bisa hanya saja belum lancar membaca kalimat, untuk itu kita dorong dia untuk sekolah di sekolah umum" kata Sarjano kepada awak media saat berada di lokasi SDN 15 Manggar.

    Mardiah wali kelasnya mengatakan bahwa Cindi  yang pernah juga bersekolah di PLB (pendidikan luar biasa) namun dia berhenti dan tidak mau masuk sekolah di PLB, menyadari bahwa dirinya bukanlah orang yang bermental seperti mereka murid PLB pada umumnya.

    "Sebelum masuk sekolah disini SDN 15 Manggar, dia (Cindi - red) pernah sekolah di PLB dan berhenti, 2(dua) tahun dia berhenti sebelum masuk sekolah disini. Iya sekarang di kelas 1(satu) dulu" Ujar Bu Guru.

    Dikatakan Bu Guru Mardiah bahwa Cindi walau demikian dia punya kelebihan dari murid yang lainnya di kelas satu, dirinya sudah bisa baca tulis untuk matematika berhitung boleh dikatakan luar biasa cakap untuk dikelas satu ini.

    " Anaknya masih nurut mau dengar apa yang diarahkan, baca tulisnya sudah lancar walau agak mengeja, kalau matematik berhitung tambah tambahan sangat lancar tak berfikir panjang langsung bisa jawab seketika, sekarang kita coba dulu dikelas satu dan aku memberikan pelajaran lebih dari murid yang lain, apabila nanti peningkatan banyak kemajuan bisa kita lompatkan ke kelas yang lebih tinggi tentu dengan izin persetujuan dinas pendidikan. " Papar Mardiah kepada awak media ditengah kesibukannya dikelas 

    Dikatakannya Walau demikian Cindy lebih besar, umur lebih dari murid yang lain orangnya periang dan percaya dirinya tinggi dan bahkan bisa mengarahkan temannya dikelas.

    "Iya kadang aku merasa terbantu juga dengan adanya Cindy yang bisa mengarahkan temannya dikelas untuk duduk tenang dan belajar, namun demikian juga tentunya dalam pantauan kita selaku wali kelasnya perlahan memberikan pengertian kepada Cindy Alhamdulillah masih bisa dan nurut. " Kata Bu Mardiah.

    Mardiah menambahkan bahwa Cindy itu tinggal bersama neneknya, dikarenakan kedua oran tuanya sudah lama berpisah.

    " Selama ini Cindy tinngal bukan dengan kedua orang tuanya, melainkan tinggal bersama neneknya yang sudah tua, maklum saja kalo Cindy seperti sekarang ini" Ujar Mardiah menambahkan. (HMF).

    Helmi M. Fadhil

    Helmi M. Fadhil

    Artikel Sebelumnya

    Pondok Pesantren 'Syamsul Arifin' Peringati...

    Artikel Berikutnya

    PT Timah Tbk Dukung PKK Belitung Timur Terus...

    Komentar

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Puluhan Tahun Mengabdi, Apa yang Kalian Harapkan, Guru Honorer?
    Hendri Kampai: Mimpi tentang Guru yang Layak, Sebuah Narasi Idealis
    Hendri Kampai: Anak Murid Makan Siang Gratis, Anak Guru Honorer Makan Apa?
    Hendri Kampai: Guru Honorer, Makan Gratis di Negeri Impian
    Hendri Kampai: Hargai Guru dengan Mengangkat Semua Guru Honorer Menjadi ASN

    Tags